Untuk Informasi Dan Konsultasi Bisa Hub:0823-6627-7131
Pin BB 5AF56806
TON SOLUSI PERIKANAN
Indonesia sebagai negara bahari sangat kaya dengan
potensi perikanan dan kelautanya. Letak Indonesia sangat strategis dengan
keanekaragaman biota lautnya merupakan keunggulan kompetitif yang tidak
dimiliki oleh negara lain. Selain potensi perikanan tangkap di laut, dengan
panjang garis pantai 81.000 KM, merupakan lahan yang potensial untuk
pengembangan perikanan air payau berupa tambak, baik tambak udang maupun tambak
bandeng.
Pada saat ini hasil yang telah dicapai dunia perikanan
indonesia masih jauh dari potensi yang sebenarnya dimiliki :
Untuk Budidaya Air Payau, baru menghasilkan 140.000
(Seratus Empat Puluh Ribu) ton pertahun, yang jika dikonfersikan dalam produksi
perhektar baru mencapai 400 (Empat Ratus) kilogram perhektar, yang tentunya
masih sangat rendah apalagi jika dibandingkan negara lain yang telah maju dunia
perikananya, dengan hasil 1,5 (Satu Setengah) ton perhektar.
Untuk Perikanan Darat juga demikian, pada saat ini
baru mencapai 210.000 (Dua Ratus Sepuluh Ribu) ton pertahun yang masih perlu ditingkatkan.
Sedangkan pada Perikanan Tangkap, Hasil tangkapan
mencapai hasil tangkapan mencapai 3,5 (Tiga Setengah) Juta Ton pertahun, juga
masih dibawah potensi maksimal yang bisa dimanfaatkan yaitu 5 (Lima) Juta Ton
pertahun. Sehingga oleh karena itu, Pengembangan dibidang perikanan harus
dilakukan secara terus menerus dengan memanfaatkan teknologi yang maju.
Puncak keberhasilan budidaya perikanan dicapai pada
tahun 1990 hingga tahun 1994 yang pada saat itu produk perikanan budidaya
terutama udang windu menjadi primadona eksport non migas. Tetapi setelah tahun
1994 mulai terjadi penurunan produksi udang budidaya, dari total produksi
120.000 (Seratus Dua Puluh Ribu) Ton Pertahun pada tahun 1994, mengalami
penurunan drastis hingga mencapai 50.000 (Lima Puluh Ribu) Ton Pertahun, pada
tahun 1998 dengan rata-rata produksi hanya 400.000 Kilogram perhektar.
Produksi itu tetap terjadi hingga sekarang, Penurunan
itu terjadi terus-menerus, karena menurunya daya dukung lahan (Carriying
Capacity) akibat dari : ekploitasi lahan secara terus-menerus oleh pelaku
budidaya baik pelaku tradisional maupun skala industri, pengolahan lahan tambak
yang jelek, terjadinya pencemaran air laut yang tinggi dari limbah industri,
penggunaan pestisida, pembuangan limbah air budidaya sebelumnya, bahan-bahan
kimia untuk desinfektan air, serta merebaknya penyakit SEMBV (Systemic
Ectodermal Mesodermal Baculo Virus) atau Bintik Putih yang belum dapat diatasi.
Akibat yang ditimbulkan oleh penurunan daya dukung
lahan adalah penurunan produksi budidaya, baik pada komoditi udang maupun
bandeng yang disebabkan oleh kegagalan budidaya. Karena lahan tambak sudah
tidak mampu menyangga kehidupan didalamnya. Akibat lain adalah merebaknya
berbagai penyakit, baik penyakit yang telah ada maupun penyakit baru. Penyakit
yang paling merugikan adalah SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo
Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh udang, udang yang terinfeksi akan
cepat mati dan bersifat menular dengan cepat melalui berbagai media. Dengan
kondisi tersebut, maka lahan pada akhirnya sudah tidak dapat digunakan untuk
lokasi budidaya.
Mencermati berbagai kondisi lahan budidaya perikanan
terutama perikanan air payau diatas, PT. NATURAL NUSANTARA (PT. NASA)
menawarkan pemecahan untuk mengatasi kerusakan lingkungan tambak secara
berlanjut dan untuk memperbaiki lahan-lahan tambak yang telah rusak. Kondisi
itu hanya dapat diatasi dengan teknis budidaya yang benar dan berwawasan
lingkungan serta penggunaan bahan-bahan yang mampu merehabilitasi lahan yang
telah rusak.
PT. Natural Nusantara Memberikan Solusi Untuk
Permasalahan Tersebut dengan Menghadirkan Produk untuk Mengelola Lahan Budidaya
yaitu : Pupuk Tambak Organik Nusantara atau Pupuk TON
Teknik budidaya yang benar adalah budidaya yang
disertai dengan usaha-usaha untuk melestarikan lahan budidaya. Caranya dengan
mengelola lahan setelah budidaya berakhir dengan tahapan sebagai berikut :
Yang pertama adalah Pengangkatan Lumpur Hitam. Lumpur
Hitam selalu terbentuk selama budidaya. Materi ini terbentuk dari campuran
berbagai bahan yang masuk ke kolam atau tambak. yaitu dari tanah dan bahan
organik. Setelah budidaya, lumpur yang berbau busuk tersebut harus dihilangkan
dengan cara pengeluaran dari kolam atau tambak. Baik dengan diangkut keatas
maupun dengan cara penyedotan dengan pompa setelah dicairkan. Tujuan
pengangkutan lumpur hitam adalah untuk membuang gas-gas beracun seperti
amoniak, hydrogen sulfida dan lain-lain, Selain itu juga untuk membunuh
berbagai bakteri, protozoa dan jamur sebagai penyebab penyakit dengan memutus
siklus hidupnya.
Pembalikan Tanah. Setelah pembuangan lumpur hitam
selesai dilakukan adalah Pembalikan Tanah dasar kolam atau tambak yang
dilakukan dengan cara digaru, dicangkul atau dengan menggunakan alat bantu
traktor pada lahan yang luas. Tujuan dari pembalikan tanah adalah : Untuk
membuang gas-gas beracun supaya terlepas ke udara serta untuk memutus siklus
penyakit karena spora bakteri dan jamur mati dengan sinar matahari langsung.
Pengapuran. Pengapuran penting sekali perananya karena
biasanya lahan tambak ataupun kolam yang lama tergenang air sangat mendukung
untuk membentuk keasaman yang tinggi. sehingga pengapuran ditujukan untuk
menetralkan keasaman tanah atau pH. Selain itu juga untuk memutus siklus
penyakit karena pada pH alkalis umumnya berbagai jenis bakteri dan jamur
patogen akan mati. Jenis kapur yang dapat digunakan dalam tahap pengapuran ini
adalah : Kapur Dolomite, Kapur Zeolite dengan dosis 2 ton perhektar.
Pengeringan Lahan. Tindakan ini bertujuan untuk mengistirahatkan lahan. Selain
itu juga untuk mematikan berbagai bakteri, jamur dan protozoa pembawa penyakit,
serta untuk membuang berbagai gas-gas yang beracun.
Pemupukan. Pemupukan sangat penting dilakukan untuk
mengembalikan berbagai unsur mineral yang hilang selama budidaya.Unsur-unsur
mineral penting tersebut diperlukan terutama untuk pertumbuhan plankton, dan
menjaga berbagai kehidupan yang terjadi di kolam atau tambak.
Teknologi yang ditawarkan oleh PT. NATURAL NUSANTARA
adalah memberikan produk Pupuk Tambak Organik Nusantara atau PUPUK TON. Produk
ini Merupakan 100 % (Seratus Persen) Organik Alami yang Mampu Merehabilitasi
lahan-lahan Tambak / kolam yang telah rusak. Hal ini dimungkinkan karena Pupuk
TON mengandung berbagai unsur-unsur mineral penting dan juga mengandung asam
humat.
Secara garis besar Pupuk Pupuk TON disusun oleh 2
(dua) komponen utama yaitu Mineral-mineral dan Senyawa-senyawa. Masing-masing
mineral mempunyai kadar tersendiri dan secara keseluruhan komposisinya ideal.
Mineral yang terkandung dalam TON diantaranya adalah mineral makro yaitu N, P,
dan K serta Mineral Mikro yaitu Ca, S, Mg, Cl, Al, Na Serta dilengkapi zat
nutrisi Berupa Protein, Lemak dan Karbohidrat untuk meningkatkan kesuburan
pertumbuhan plankton. Sedangkan asam humat merupakan senyawa penting yang dapat
mengikat dan membebaskan berbagai racun di lahan budidaya serta mampu mengikat
logam berat yang berbahaya yang masuk ke kolam atau tambak.
Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) dapat digunakan
untuk mendukung keberhasilan budidaya perikanan..!!!
Baik perikanan Air Payau berupa : Udang Windu,
Bandeng… Maupun Perikanan Darat berupa : LELE, Ikan Mas, Gurame, Nila, Udang
gala dll…
Penggunaan Pupuk TON dan Teknis budidaya yang baik dan
benar, akan Meningkatkan Peluang Keberhasilan Budidaya !!!
Secara Garis Besar pemakaian TON dilakukan pada 2
(dua) tahap budidaya :
Pada saat olah lahan setelah panen atau tahap interval
budidaya. Setelah dilakukan pengeringan lahan TON dilarutkan ke air, kemudia
TON disemprotkan / disiramkan secara merata ke seluruh areal tanah dasar kolam
atau tambak. Aplikasi ini sebaiknya dilakukan setelah tanah benar-benar kering,
agar bahan-bahan dalam TON dapat berfungsi secara efektif. Pada tahap ini TON
berfungsi untuk menetralkan gas-gas beracun yang terikat dalam partikel lumpur
hitam sisa budidaya sebelumnya. Seluruh permukaan dasar kolam atau tambak harus
terkena perlakuan TON agar tidak ada gas atau senyawa yang tersisa. Dosis
Pemakaian pada tahap ini adalah 5-10 (Lima sampai Sepuluh) Botol Perhektar dan
pada areal kolam atau tambak yang telah rusak sebaiknya dosisnya ditingkatkan.
Selama budidaya berlangsung,
Udang Umur 45 Hari
Perlakuan TON dilakukan secara rutin setiap 20 (Dua
Puluh) hari sekali atau setiap pemasukan air baru dengan dosis 1-2 (satu sampai
dua) botol perhektar. Tujuan pemakaian TON pada tahap ini adalah untuk menjaga
kondisi air sebagai tempat hidup ikan atau udang selalu dalam kondisi baik
artinya air selalu mempunyai parameter yang ideal untuk kehidupan ikan atau
udang yaitu dalam hal oksigen terlarut atau DO ( Dissolved Oxygen ), pH, jenis
plankton yang dominan kecerahan dan lain-lain. Hal itu disebabkan karena
semakin lama budidaya maka kualitas air semakin menurun akibat dari semakin
tingginya kandungan bahan organik dari makluk hidup yang mati yaitu hewan dan
tumbuhan, dari kotoran ikan ataupun udang serta dari pakan buatan yang
diberikan. Dengan sekin banyaknya bahan-bahan beracun dari pencemaran serta
residu pestisida pertanian dan lain-lain.
Penggunaan TON (Tambak Organik Nusantara) Sebelum dan
Selama budidaya berlangsung akan membawa manfaat sebagai berikut :1. Mengikat
logam-logam berat dengan ikatan ion-ik kovalen2. Menetralkan senyawa beracun3.
Menciptakan keseimbangan ekosistem4. Stabiliser Kualitas air5. Merutinkan
Molting udang6. Sebagai Tambahan Nutrisi bagi PlanktonFungsi Pupuk TON (Tambak
Organik Nusantara) untuk mengikat logam-logam berat dengan ikatan ionik dan
kovalen mengikuti mekanime sebagai berikut :Logam-logam berat terlarut dapat
masuk ke perairan budidaya dari pencemaran limbah pabrik dan rumah tangga.
Jenis logam berat tersebut diantaranya adah timbal (Pb) Seng (Zn) Merkury (Hg)
Nikel (Ni) dll.. Dalam Keadaan terlarut logam-logam tersebut berbahaya bagi
kehidupan ikan atau udang. Logam berat dapat masuk melalui proses absabsi yaitu
penyerapan secara langsung maupun melalui phytoplankton yang dimakan oleh ikan
atau udang. Akibat yang ditimbulkan dapat bersifat netal atau mematikan pada
konsentrasi tinggi dan subnetal atau tidak mematikan tetapi menggangu kehidupan
pada konsentrasi yang rendah.Asam humat dan fulvat pada TON dapat mengikat
logam-logam tersebut dan membentuk menjadikan senyawa-senyawa yang tidak
berbahaya.Mekanisme kerja fungsi Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) Sebagai
penetral senyawa beracun dan menjaga keseimbangan ekosistem adalah sebagai
berikut :Dalam budidaya perairan selama proses budidaya akan terjadi penurunan
kualitas lingkungan hidup ikan atau udang dengan semakin bertumbuhnya umur, hal
itu disebabkan karena semakin banyaknya bahan organik terlarut yang berasal
dari kotoran ikan atau udang, sampah yang masuk, bangkai ikan atau udang, sisa
pakan yang diberikan, tumbuhan dan hewan air lain yang mati. Bahan-bahan
organik yang masuk tersebut alan mengalami dekomposisi oleh mikro organisme
dikolam atau tambak menjadi amoniak atau NH3 yang beracun. Agar tidak beracun,
senyawa amoniak tersebut harus diubah menjadi senyawa nitrit NO2 Minus dan
Nitrat NO3 minus yang dilakukan oleh Bakteri Nitrozomonas dan Bakteri
Nitrobakter. Proses tersebut disebut Reaksi Nitrifikasi yang membutuhkan
kondisi air ideal yaitu DO ( Dissolved Oxygen ) yang tinggi, Suhu yang ideal,
pH pada kisaran netral dan alkalinitas yang cukup tinggi.Penggunaan Pupuk TON
di tambak mampu menjaga kualitas air tambak atau kolam selalu dalam keadaan
ideal, karena kandungan mineral serta asam humatnya mampu menjaga kesuburan
plankton dan menetralisir racun-racun yang ada, sehingga memungkinkan proses
nitrifikasi tersebut berlangsung dengan baik. Maka tidak mengherankan jika
tambak atau kolam budidaya yang menggunakan TON (Tambak Organik Nusantara) akan
BERHASIL. Karena, ikan dan udang akan selalu hidup dalam lingkungan air yang
ideal dan bebas dari senyawa beracun serta mempunyai persediaan pakan alami
yang cukup.Mekanisme fungsi Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) sebagai Stabiliser
Kualitas Air dapat dijelaskan sebagai berikut :Dengan berbagai bahan penting
yang terkandung didalamnya maka TON mampu menciptakan suatu lingkungan yang
ideal bagi ikan atau udang. Baik dari segi ketersediaan pakan alami, kadar
Oksigen Terlarut atau DO ( Dissolved Oxygen ), Keasaman atau pH dan mampu
mempertahankanya hingga budidaya berakhir. Mekanisme Fungsi TON Untuk
Merutinkan Molting Udang (Pergantian Kulit Udang) adalah sebagai berikut
:Proses molting pada udang merupakan mekanisme pertambahan ukuran tubuh udang.
Kulit udang tersusun oleh senyawa chitin yang keras dan tidak elastis. Oleh
karena itu, dengan semakin besarnya ukuran tubuh udang, kulit harus mengalami
penggantian dengan ukuran yang lebih sesuai dengan tubuh udang yang baru. Syarat
agar udang dapat melakukan molting adalah kondisi udang yang baik dari segi
energi dan kesehatanya, syarat lainnya adalah kondisi lingkungan (air) yang
ideal, terutama dalam hal kandungan oksigen terlarut atau DO (Dissolved
Oxygen), alkalinitas dan pH.Pupuk TON dengan mineral yang terkandung didalamnya
akan mampu menyuburkan plankton sebagai pakan alami yang baik bagi udang,
sehingga akan menunjang faktor kecukupan nutrisi yang dibutuhkanya. Dalam hal
lingkungan, TON sebagaimana telah dijelaskan juga mampu menciptakan dan menjaga
kualitas air yang ideal. Jika kedua syarat tadi dapat diciptakan dengan
pemberian TON, maka proses molting juga dapat berlangsung dengan
rutin.Mekanisme Fungsi Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) untuk Menyuburkan
Plankton dapat dijelaskan sebagai berikut :Plankton sebagaimana tumbuhan
tingkat tinggi juga membutuhkan unsur-unsur mineral baik makro maupun mikro
untuk tumbuh dan berkembang. Pupuk TON
mengandung berbagai unsur-unsur penting N, P, K, Ca, S, Mg, Cl, dan lain-lain
yang dibutuhkan phytoplankton (tumbuhan) sebagai produsen tingkat pertama dalam
rantai makanan di perairan. Jika phytoplankton berkembang dengan baik maka
zooplankton juga mempunyai sumber makanan sehingga juga dapat tumbuh dan
berkembang. Dan apabila kedua jenis plankton tersebuit dapat tumbuh berkembang
dengan baik, pada akhirnya akan menjadi pakan alami penting bagi ikan atau
udang.Mari Kita Bangun dan Kembalikan Kejayaan Dunia Perikanan Di Indonesia
Dengan Pupuk Tambak Organik Nusantara (Pupuk TON)