Cara Pemupukan Produk NASA Pada Tanaman Terong

Cara Pemupukan Pupuk Nasa Pada Tanaman Terong.
Saya menggunakan pupuk organik produk NASA pada tanaman terong berjumlah 200 batang pohon. Produk yang saya gunakan Super NASA, POC NASA, Hormonik dan AERO 810.
Perlakuan yang saya lakukan dengan pengocoran bawah menggunakan Super NASA 1 botol dicampur 100 liter air, kemudian larutan diambil 250 cc dicampur dengan 10 liter air lalu diambil 250 cc lagi disiramkan pada tiap pohon. Untuk penyemprotan saya lakukan menggunakan POC NASA 30cc + Hormonik 10cc + AERO 5cc. Saya semprot 2 minggu sekali setelah tanam. Untuk pengocoran dengan Super NASA saya lakukan 3 minggu sekali.
Sampai sekarang tanaman sudah umur 60 hari, saat panen/petik perdana umur 45 hari. Sekarang sudah petik 5 kali. Hasil petik/panen mengalami peningkatan drastis dari panen-panen sebelum menggunakan pupuk organik produk NASA.
Setiap petik dari 200 pohon mendapatkan 50 kg, sedangkan lahan tetangga dengan tanaman yang sama berjumlah 800 pohon hanya mendapatkan 50 kg tiap petiknya. ni sangat luar biasa, apalagi buah terong milik saya 3 kali lebih besar dari yang biasa.
Saya hanya menghabiskan 1 botol SPR, 2 botol POC NASA, 1 botol Hormonik dan 0,5 botol AERO 810. Dengan menggunakan pupuk organik produk NASA jelas lebih menguntungkan hasilnya. Terima Kasih NASA
Info Pemesanan produk hubungi
082366277131

TIPS PERCEPAT TABULAMPOT BERBUAH

TIPS PERCEPAT TABULAMPOT BERBUAH.
1. Petik/rempel bagian pucuk tanaman yang terlalu rimbun/bercabang, agar pembiakan vegetatif kearah apial/pucuk agak pelan dan perkembangan diarahkan mengarah ke pembentukan buah ( generatif ).

2. Siangi rumput yang ada di dalam polybag, dan tambahkan tanah & kompos pada polybag yang sudah turun tanahnya ( jeglong ).
3. S emprotkan POC NASA : HORMONIK = 3 : 2, 4 - 5 hari sekali.
4. Dan jangan lupa kocor 2 - 3 sendok makan 3 minggu sekali POWER NUTRITION, agar tanaman tetap rajin berbuah.
SELAMAT MENIKMATI BUAH HASIL KARYA SENDIRI.

 
Paket Pupuk Tambu lampot‬
 
pupuk_organik_nasa‬
 
Tanaman_buah_dalam_pot‬

Supernasa

Power Nutrion 

Hormonik

Poc Nasa

Bagi Pencinta Budidaya Perikanan..Kini Saatnya Beralih Ke Pupuk Alami (Organik) ..SOLUSI PERIKANAN DENGAN PUPUK ALAMI



Untuk Informasi Dan Konsultasi Bisa Hub:0823-6627-7131
Pin BB 5AF56806
TON SOLUSI PERIKANAN
Indonesia sebagai negara bahari sangat kaya dengan potensi perikanan dan kelautanya. Letak Indonesia sangat strategis dengan keanekaragaman biota lautnya merupakan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh negara lain. Selain potensi perikanan tangkap di laut, dengan panjang garis pantai 81.000 KM, merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan perikanan air payau berupa tambak, baik tambak udang maupun tambak bandeng.
Pada saat ini hasil yang telah dicapai dunia perikanan indonesia masih jauh dari potensi yang sebenarnya dimiliki :
Untuk Budidaya Air Payau, baru menghasilkan 140.000 (Seratus Empat Puluh Ribu) ton pertahun, yang jika dikonfersikan dalam produksi perhektar baru mencapai 400 (Empat Ratus) kilogram perhektar, yang tentunya masih sangat rendah apalagi jika dibandingkan negara lain yang telah maju dunia perikananya, dengan hasil 1,5 (Satu Setengah) ton perhektar.
Untuk Perikanan Darat juga demikian, pada saat ini baru mencapai 210.000 (Dua Ratus Sepuluh Ribu) ton pertahun yang masih perlu ditingkatkan.
Sedangkan pada Perikanan Tangkap, Hasil tangkapan mencapai hasil tangkapan mencapai 3,5 (Tiga Setengah) Juta Ton pertahun, juga masih dibawah potensi maksimal yang bisa dimanfaatkan yaitu 5 (Lima) Juta Ton pertahun. Sehingga oleh karena itu, Pengembangan dibidang perikanan harus dilakukan secara terus menerus dengan memanfaatkan teknologi yang maju.

Puncak keberhasilan budidaya perikanan dicapai pada tahun 1990 hingga tahun 1994 yang pada saat itu produk perikanan budidaya terutama udang windu menjadi primadona eksport non migas. Tetapi setelah tahun 1994 mulai terjadi penurunan produksi udang budidaya, dari total produksi 120.000 (Seratus Dua Puluh Ribu) Ton Pertahun pada tahun 1994, mengalami penurunan drastis hingga mencapai 50.000 (Lima Puluh Ribu) Ton Pertahun, pada tahun 1998 dengan rata-rata produksi hanya 400.000 Kilogram perhektar.
Produksi itu tetap terjadi hingga sekarang, Penurunan itu terjadi terus-menerus, karena menurunya daya dukung lahan (Carriying Capacity) akibat dari : ekploitasi lahan secara terus-menerus oleh pelaku budidaya baik pelaku tradisional maupun skala industri, pengolahan lahan tambak yang jelek, terjadinya pencemaran air laut yang tinggi dari limbah industri, penggunaan pestisida, pembuangan limbah air budidaya sebelumnya, bahan-bahan kimia untuk desinfektan air, serta merebaknya penyakit SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus) atau Bintik Putih yang belum dapat diatasi.
Akibat yang ditimbulkan oleh penurunan daya dukung lahan adalah penurunan produksi budidaya, baik pada komoditi udang maupun bandeng yang disebabkan oleh kegagalan budidaya. Karena lahan tambak sudah tidak mampu menyangga kehidupan didalamnya. Akibat lain adalah merebaknya berbagai penyakit, baik penyakit yang telah ada maupun penyakit baru. Penyakit yang paling merugikan adalah SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh udang, udang yang terinfeksi akan cepat mati dan bersifat menular dengan cepat melalui berbagai media. Dengan kondisi tersebut, maka lahan pada akhirnya sudah tidak dapat digunakan untuk lokasi budidaya.
Mencermati berbagai kondisi lahan budidaya perikanan terutama perikanan air payau diatas, PT. NATURAL NUSANTARA (PT. NASA) menawarkan pemecahan untuk mengatasi kerusakan lingkungan tambak secara berlanjut dan untuk memperbaiki lahan-lahan tambak yang telah rusak. Kondisi itu hanya dapat diatasi dengan teknis budidaya yang benar dan berwawasan lingkungan serta penggunaan bahan-bahan yang mampu merehabilitasi lahan yang telah rusak.
PT. Natural Nusantara Memberikan Solusi Untuk Permasalahan Tersebut dengan Menghadirkan Produk untuk Mengelola Lahan Budidaya yaitu : Pupuk Tambak Organik Nusantara atau Pupuk TON
Teknik budidaya yang benar adalah budidaya yang disertai dengan usaha-usaha untuk melestarikan lahan budidaya. Caranya dengan mengelola lahan setelah budidaya berakhir dengan tahapan sebagai berikut :
Yang pertama adalah Pengangkatan Lumpur Hitam. Lumpur Hitam selalu terbentuk selama budidaya. Materi ini terbentuk dari campuran berbagai bahan yang masuk ke kolam atau tambak. yaitu dari tanah dan bahan organik. Setelah budidaya, lumpur yang berbau busuk tersebut harus dihilangkan dengan cara pengeluaran dari kolam atau tambak. Baik dengan diangkut keatas maupun dengan cara penyedotan dengan pompa setelah dicairkan. Tujuan pengangkutan lumpur hitam adalah untuk membuang gas-gas beracun seperti amoniak, hydrogen sulfida dan lain-lain, Selain itu juga untuk membunuh berbagai bakteri, protozoa dan jamur sebagai penyebab penyakit dengan memutus siklus hidupnya.
Pembalikan Tanah. Setelah pembuangan lumpur hitam selesai dilakukan adalah Pembalikan Tanah dasar kolam atau tambak yang dilakukan dengan cara digaru, dicangkul atau dengan menggunakan alat bantu traktor pada lahan yang luas. Tujuan dari pembalikan tanah adalah : Untuk membuang gas-gas beracun supaya terlepas ke udara serta untuk memutus siklus penyakit karena spora bakteri dan jamur mati dengan sinar matahari langsung.
Pengapuran. Pengapuran penting sekali perananya karena biasanya lahan tambak ataupun kolam yang lama tergenang air sangat mendukung untuk membentuk keasaman yang tinggi. sehingga pengapuran ditujukan untuk menetralkan keasaman tanah atau pH. Selain itu juga untuk memutus siklus penyakit karena pada pH alkalis umumnya berbagai jenis bakteri dan jamur patogen akan mati. Jenis kapur yang dapat digunakan dalam tahap pengapuran ini adalah : Kapur Dolomite, Kapur Zeolite dengan dosis 2 ton perhektar. Pengeringan Lahan. Tindakan ini bertujuan untuk mengistirahatkan lahan. Selain itu juga untuk mematikan berbagai bakteri, jamur dan protozoa pembawa penyakit, serta untuk membuang berbagai gas-gas yang beracun.

Pemupukan. Pemupukan sangat penting dilakukan untuk mengembalikan berbagai unsur mineral yang hilang selama budidaya.Unsur-unsur mineral penting tersebut diperlukan terutama untuk pertumbuhan plankton, dan menjaga berbagai kehidupan yang terjadi di kolam atau tambak.
Teknologi yang ditawarkan oleh PT. NATURAL NUSANTARA adalah memberikan produk Pupuk Tambak Organik Nusantara atau PUPUK TON. Produk ini Merupakan 100 % (Seratus Persen) Organik Alami yang Mampu Merehabilitasi lahan-lahan Tambak / kolam yang telah rusak. Hal ini dimungkinkan karena Pupuk TON mengandung berbagai unsur-unsur mineral penting dan juga mengandung asam humat.
Secara garis besar Pupuk Pupuk TON disusun oleh 2 (dua) komponen utama yaitu Mineral-mineral dan Senyawa-senyawa. Masing-masing mineral mempunyai kadar tersendiri dan secara keseluruhan komposisinya ideal. Mineral yang terkandung dalam TON diantaranya adalah mineral makro yaitu N, P, dan K serta Mineral Mikro yaitu Ca, S, Mg, Cl, Al, Na Serta dilengkapi zat nutrisi Berupa Protein, Lemak dan Karbohidrat untuk meningkatkan kesuburan pertumbuhan plankton. Sedangkan asam humat merupakan senyawa penting yang dapat mengikat dan membebaskan berbagai racun di lahan budidaya serta mampu mengikat logam berat yang berbahaya yang masuk ke kolam atau tambak.

Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan budidaya perikanan..!!!
Baik perikanan Air Payau berupa : Udang Windu, Bandeng… Maupun Perikanan Darat berupa : LELE, Ikan Mas, Gurame, Nila, Udang gala dll…
Penggunaan Pupuk TON dan Teknis budidaya yang baik dan benar, akan Meningkatkan Peluang Keberhasilan Budidaya !!!
Secara Garis Besar pemakaian TON dilakukan pada 2 (dua) tahap budidaya :
Pada saat olah lahan setelah panen atau tahap interval budidaya. Setelah dilakukan pengeringan lahan TON dilarutkan ke air, kemudia TON disemprotkan / disiramkan secara merata ke seluruh areal tanah dasar kolam atau tambak. Aplikasi ini sebaiknya dilakukan setelah tanah benar-benar kering, agar bahan-bahan dalam TON dapat berfungsi secara efektif. Pada tahap ini TON berfungsi untuk menetralkan gas-gas beracun yang terikat dalam partikel lumpur hitam sisa budidaya sebelumnya. Seluruh permukaan dasar kolam atau tambak harus terkena perlakuan TON agar tidak ada gas atau senyawa yang tersisa. Dosis Pemakaian pada tahap ini adalah 5-10 (Lima sampai Sepuluh) Botol Perhektar dan pada areal kolam atau tambak yang telah rusak sebaiknya dosisnya ditingkatkan. Selama budidaya berlangsung,
 Udang Umur 45 Hari
Perlakuan TON dilakukan secara rutin setiap 20 (Dua Puluh) hari sekali atau setiap pemasukan air baru dengan dosis 1-2 (satu sampai dua) botol perhektar. Tujuan pemakaian TON pada tahap ini adalah untuk menjaga kondisi air sebagai tempat hidup ikan atau udang selalu dalam kondisi baik artinya air selalu mempunyai parameter yang ideal untuk kehidupan ikan atau udang yaitu dalam hal oksigen terlarut atau DO ( Dissolved Oxygen ), pH, jenis plankton yang dominan kecerahan dan lain-lain. Hal itu disebabkan karena semakin lama budidaya maka kualitas air semakin menurun akibat dari semakin tingginya kandungan bahan organik dari makluk hidup yang mati yaitu hewan dan tumbuhan, dari kotoran ikan ataupun udang serta dari pakan buatan yang diberikan. Dengan sekin banyaknya bahan-bahan beracun dari pencemaran serta residu pestisida pertanian dan lain-lain.
Penggunaan TON (Tambak Organik Nusantara) Sebelum dan Selama budidaya berlangsung akan membawa manfaat sebagai berikut :1. Mengikat logam-logam berat dengan ikatan ion-ik kovalen2. Menetralkan senyawa beracun3. Menciptakan keseimbangan ekosistem4. Stabiliser Kualitas air5. Merutinkan Molting udang6. Sebagai Tambahan Nutrisi bagi PlanktonFungsi Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) untuk mengikat logam-logam berat dengan ikatan ionik dan kovalen mengikuti mekanime sebagai berikut :Logam-logam berat terlarut dapat masuk ke perairan budidaya dari pencemaran limbah pabrik dan rumah tangga. Jenis logam berat tersebut diantaranya adah timbal (Pb) Seng (Zn) Merkury (Hg) Nikel (Ni) dll.. Dalam Keadaan terlarut logam-logam tersebut berbahaya bagi kehidupan ikan atau udang. Logam berat dapat masuk melalui proses absabsi yaitu penyerapan secara langsung maupun melalui phytoplankton yang dimakan oleh ikan atau udang. Akibat yang ditimbulkan dapat bersifat netal atau mematikan pada konsentrasi tinggi dan subnetal atau tidak mematikan tetapi menggangu kehidupan pada konsentrasi yang rendah.Asam humat dan fulvat pada TON dapat mengikat logam-logam tersebut dan membentuk menjadikan senyawa-senyawa yang tidak berbahaya.Mekanisme kerja fungsi Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) Sebagai penetral senyawa beracun dan menjaga keseimbangan ekosistem adalah sebagai berikut :Dalam budidaya perairan selama proses budidaya akan terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup ikan atau udang dengan semakin bertumbuhnya umur, hal itu disebabkan karena semakin banyaknya bahan organik terlarut yang berasal dari kotoran ikan atau udang, sampah yang masuk, bangkai ikan atau udang, sisa pakan yang diberikan, tumbuhan dan hewan air lain yang mati. Bahan-bahan organik yang masuk tersebut alan mengalami dekomposisi oleh mikro organisme dikolam atau tambak menjadi amoniak atau NH3 yang beracun. Agar tidak beracun, senyawa amoniak tersebut harus diubah menjadi senyawa nitrit NO2 Minus dan Nitrat NO3 minus yang dilakukan oleh Bakteri Nitrozomonas dan Bakteri Nitrobakter. Proses tersebut disebut Reaksi Nitrifikasi yang membutuhkan kondisi air ideal yaitu DO ( Dissolved Oxygen ) yang tinggi, Suhu yang ideal, pH pada kisaran netral dan alkalinitas yang cukup tinggi.Penggunaan Pupuk TON di tambak mampu menjaga kualitas air tambak atau kolam selalu dalam keadaan ideal, karena kandungan mineral serta asam humatnya mampu menjaga kesuburan plankton dan menetralisir racun-racun yang ada, sehingga memungkinkan proses nitrifikasi tersebut berlangsung dengan baik. Maka tidak mengherankan jika tambak atau kolam budidaya yang menggunakan TON (Tambak Organik Nusantara) akan BERHASIL. Karena, ikan dan udang akan selalu hidup dalam lingkungan air yang ideal dan bebas dari senyawa beracun serta mempunyai persediaan pakan alami yang cukup.Mekanisme fungsi Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) sebagai Stabiliser Kualitas Air dapat dijelaskan sebagai berikut :Dengan berbagai bahan penting yang terkandung didalamnya maka TON mampu menciptakan suatu lingkungan yang ideal bagi ikan atau udang. Baik dari segi ketersediaan pakan alami, kadar Oksigen Terlarut atau DO ( Dissolved Oxygen ), Keasaman atau pH dan mampu mempertahankanya hingga budidaya berakhir. Mekanisme Fungsi TON Untuk Merutinkan Molting Udang (Pergantian Kulit Udang) adalah sebagai berikut :Proses molting pada udang merupakan mekanisme pertambahan ukuran tubuh udang. Kulit udang tersusun oleh senyawa chitin yang keras dan tidak elastis. Oleh karena itu, dengan semakin besarnya ukuran tubuh udang, kulit harus mengalami penggantian dengan ukuran yang lebih sesuai dengan tubuh udang yang baru. Syarat agar udang dapat melakukan molting adalah kondisi udang yang baik dari segi energi dan kesehatanya, syarat lainnya adalah kondisi lingkungan (air) yang ideal, terutama dalam hal kandungan oksigen terlarut atau DO (Dissolved Oxygen), alkalinitas dan pH.Pupuk TON dengan mineral yang terkandung didalamnya akan mampu menyuburkan plankton sebagai pakan alami yang baik bagi udang, sehingga akan menunjang faktor kecukupan nutrisi yang dibutuhkanya. Dalam hal lingkungan, TON sebagaimana telah dijelaskan juga mampu menciptakan dan menjaga kualitas air yang ideal. Jika kedua syarat tadi dapat diciptakan dengan pemberian TON, maka proses molting juga dapat berlangsung dengan rutin.Mekanisme Fungsi Pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) untuk Menyuburkan Plankton dapat dijelaskan sebagai berikut :Plankton sebagaimana tumbuhan tingkat tinggi juga membutuhkan unsur-unsur mineral baik makro maupun mikro untuk tumbuh dan berkembang.   Pupuk TON mengandung berbagai unsur-unsur penting N, P, K, Ca, S, Mg, Cl, dan lain-lain yang dibutuhkan phytoplankton (tumbuhan) sebagai produsen tingkat pertama dalam rantai makanan di perairan. Jika phytoplankton berkembang dengan baik maka zooplankton juga mempunyai sumber makanan sehingga juga dapat tumbuh dan berkembang. Dan apabila kedua jenis plankton tersebuit dapat tumbuh berkembang dengan baik, pada akhirnya akan menjadi pakan alami penting bagi ikan atau udang.Mari Kita Bangun dan Kembalikan Kejayaan Dunia Perikanan Di Indonesia Dengan Pupuk Tambak Organik Nusantara (Pupuk TON)

MAMFAAT BESAR PEMBERIAN PUPUK TON PADA DASAR TAMBAK



TANYA : Bagaimana pemberian TON pada pengolahan dasar dan pemeliharaan di lahan tambak udang dan kolam ikan?

JAWAB : Aplikasi pada saat Persiapan Kolam/sebelum isi air

Dosis ; 2,5 kg ( 10 botol ukuran 250 g)
Aplikasi TON yang pertama dilakukan di tanah dasar kolam/tambak pada saat pengeringan setelah dipanen. TON berbentuk Granule atau butiran-butiran kecil sehingga aplikasinya dengan cara ditabur ke tanah secara merata, atau bisa dilarutkan dulu baru kemudian disiramkan merata ke tanah dasar kolam.
Aplikasi TON dilakukan sebelum dilakukan pengapuran. Menurut teknis yang benar, setelah diaplikasikan TON kemudian dilakukan pengapuran dengan kapur dolomit dengan dosis 1 ton per hektar (100 kg per 1000 m2) atau sesuai dengan pH aktual, setelah itu kolam dibiarkan 2-3 hari, kemudian air dimasukkan setinggi mata kaki dahulu, biarkan selama 3 hari untuk TON bekerja, baru kemudian air dimasukkan sampai penuh (kedalaman 100 – 120 cm).
Fungsi aplikasi TON pada saat pengeringan ini adalah untuk menetralkan berbagai gas dan senyawa beracun sisa pembusukan bahan organik yang dihasilkan oleh budidaya sebelumnya yaitu amoniak dan H2S.
Selain sebagai penetral senyawa atau gas beracun tersebut, TON juga berfungsi menumbuhkan plankton yang berguna sebagai pakan alami ikan/udang.
Aplikasi selama budidaya belangsung.

Selama budidaya berlangsung, TON juga harus diberikan secara periodic (rutin) ke air kolam atau tambak.
TON ditaburkan/disiramkan ke air kolam tiap 15 sampai 20 hari sekali.
Dosis : 500 g (2 botol) tiap kali aplikasi.
Siramkan atau taburkan merata ke air kolam.
Fungsinya terutama untuk mempertahankan kualitas air agar tidak terlalu menurun secara drastis karena pembentukan senyawa atau gas yang beracun tadi. Selain itu TON juga berfungsi menumbuhkan dan menyuburkan plankton yang baru sehingga ketersediaan plankton di tambak selalu terjaga.



CARA PEMUPUKAN KOPI YANG BENAR


BUDIDAYA TANAMAN KOPI
I. PENDAHULUAN
Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan.
PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi.
II. PERSIAPAN LAHAN
- Untuk tanah pegunungan/miring buat teras.
- Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi.
- Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5x2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam
III. PEMBIBITAN
- Siapkan biji yang berkualitas dari pohon yang telah diketahui produksinya biasanya dari penangkar benih terpercaya.
- Buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir sekitar 5 cm.
- Buat pelindung dengan pelepah atau paranet dengan pengurangan bertahap jika bibit telah tumbuh.
- Siram bibitan dengan rutin dengan melihat kebasahan tanah.
- Bibit akan berkecambah kurang lebih 1 bulan, pilih bibit yang sehat dan lakukan pemindahan ke polibag dengan hati2 agar akar tidak putus pada umur bibit 2 -3 bulan sejak awal pembibitan.
- Tambahkan pupuk NPK sebagai pupuk dasar (lihat tabel) hingga umur 12 bulan.
- Siramkan SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 liter air, ambil 250 ml per pohon dari larutan tersebut.
- Setelah bibit umur 4 bulan semprotkan 2 tutup POC NASA per tangki sebulan sekali hingga umur bibit 7-9 bulan dan siap tanam.
Catatan : Jenis dan dosis pupuk bisa sesuai dengan anjuran dinas pertanian setempat. Perhatikan kelembapan tanah agar bibit tidak terkena serangan karat daun.

IV. PENANAMAN
- Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
- Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
- Lakukan penyiraman tanah setelah tanam.
- Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.
V. PENYULAMAN
- Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
- Penyulaman dilakukan awal musim hujan.
VI. PENYIRAMAN
- Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau.
VII. PEMUPUKAN
- Pemupukan NPK diberikan dua kali setahun, yaitu awal dan akhir musim hujan.
- Setelah pemupukan sebaiknya disiram.
Catatan : Jenis dan Dosis pupuk sesuai dengan jenis tanah atau rekomendasi dinas pertaniam setempat
Cara pemupukan dibuat lubang kecil mengelilingi tanaman sejauh ¾ lebar tajuk, pupuk dimasukan dan ditutup tanah. Akan lebih baik ditambah pupuk organik SUPERNASA dosis 1 botol untuk ± 200 tanaman. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon atau siram atau kocorkan SUPERNASA 1 sendok makan per 10 liter air setiap 3-6 bulan sekali.
Apabila tanaman sudah berproduksi tambahkan pupuk khusus pembuahan, yaitu POWER NUTRITION. POWER NUTRITION adalah pupuk organik yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang mengoptimalkan pertumbuhan dan meningkatkan produksi buah pada tanaman kopi. POWER NUTRITION dibuat dari beragam bahan alami yang mengandung unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan pembuahan. Pemberian POWER NUTRITION bisa dicampurkan dengan pemupukan SUPERNASA dengan dosis sama seperti dosis pemberian SUPERNASA.
Untuk pemeliharaan semprotkan POC NASA 3-4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 1 bulan sekali.
VIII. PEMANGKASAN
Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan bertujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak. Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan.
IX. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KOPI
A. H A M A
Bubuk buah kopi (Stephanoderes hampei) serangan di penyimpanan buah maupun saat masih di kebun . Pencegahan dengan PESTONA atau BVR secara bergantian.
Penggerek cabang coklat dan hitam (Cylobarus morigerus dan Compactus ) menyerang ranting dan cabang. Pencegahan dengan PESTONA.
Kutu dompolan (Pseudococcus citri) menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda, pencegahan gunakan PESTONA, BVR atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
B. PENYAKIT
Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia vastatrix , preventif semprotkan Natural GLIO.
Penyakit Jamur Upas disebabkan oleh Corticium salmonicolor : Kurangi kelembaban , kerok dan preventif oleskan batang/ranting dengan Natural GLIO + POC NASA.
Penyakit akar hitam penyebab Rosellina bunodes dan R. arcuata. Ditandai dengan daun kuning, layu, menggantung dan gugur. preventif dengan Natural GLIO.
Penyakit akar coklat penyebabnya : Fomes lamaoensis atau Phellinus lamaoensis preventif dengan Natural GLIO.
Penyakit bercak coklat pada daun oleh Cercospora cafeicola Berk et Cooke pencegahan dengan Natural GLIO.
Penyakit mati ujung pada ranting.Penyebabnya Rhizoctonia. Preventif gunakan Natural GLIO.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

X. P A N E N
Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.

XI. PENGOLAHAN HASIL
Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.

Penyebab Kerusakan Kopi Beras :
Biji keriput : asal buah masih muda
Biji berlubang :kopi terserang bubuk
Biji kemerahan : Kurang bersih mencucinya
Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering.
Biji pecah diikuti oleh perubahan warna: mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna.
Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan , suhu penyimpanan terlalu lembab.
Biji Pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab
Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah.
Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
Noda-noda cokelat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk/dibolak-balik.


.......Note:Peningkatan Hasil Produksi Setelah Pemupukan Ke 2 x Dengan Pupuk Nasa dan Pupuk Npk dengan proses perlakukan yg baik & benar,mudah2an hasilnya seperti Ini.Pupuk NASA cuma meyakinkan terus membuktikan.Alhamdulillah Hasil Dari Pemupukan Tanaman Kopi Untuk Ke 2 X Dgn Pupuk Organik Nasa
dilahan kopi Jenis Ateng di Daerah Sialaman/sipirok
NASA mmang Josss

Aplikasi ke 2